Senin, 27 Januari 2014

Review Kumcer Sepanjang Musim


Penulis      : - Aveus Har 
                    - Karina Ayu Pradita 
                    - Gari Rakai Sambu 
                    - Asya Azalea 
                    - Ovita Sari 
                    - Bagas Prasetyadi
Penyunting : Fatimah Azzahrah
Penerbit     : Media Pressindo
Ukuran       : 13 x 19 cm
Tebal          : 184 halaman
ISBN            : 978-979-911-325-2
Harga          : Rp. 28.500

Kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh 6 orang penulis handal yang beberapa di antaranya berprofesi sebagai editor, desainer bahkan sutradara. Malah ada beberapa orang mengaku kalau cerpen yang mereka buat ini adalah cerpen perdananya. Kumpulan cerita yang sebagian besar memiliki benang merah yang diceritakan dengan sudut pandang yang berbeda. Mengambil tema tentang musim, mulai dari musim hujan, kemarau, liburan, durian, kawin, mudik, pemilu, ujian, haji, kembang api sampai musim pancaroba. Tersaji lengkap dengan ide cerita yang sederhana namun memiliki pesan moral dan makna yang luar biasa.

            Masing-masing cerita mempunyai gaya kepenulisan yang berbeda. Sudut pandang dan gaya bahasa beragam, dikemas dengan diksi dan alur yang memesona, membuat saya penasaran untuk menuntaskan setiap cerita perjudulnya sampai halaman terakhir. Gaya bahasa yang santai, tidak membuat saya mengernyitkan dahi dengan istilah-istilah yang biasanya hanya dipahami oleh si penulisnya sendiri. Bacaan yang ringan dan sederhana namun sarat makna dan pembelajaran hidup.

            Ada kisah tentang bagaimana jatuh bangunnya kehidupan cinta dan sosialitas seseorang sampai bagaimana dia bisa mengatasi kegalauannya hingga berhasil move on dan keluar dari masalahnya. Tidak melulu tentang kisah cinta yang happy ending, kisah yang terkesan real dan apa adanya yang mungkin banyak dialami dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan pada setiap kisah yang serba kebetulan, ternyata bisa menghasilkan alur cerita yang menakjubkan. Seperti cerpen romantis dan dramatis yang ditulis Gari Rakai Sambu dengan judul 'Selamat Datang Cinta'.

            Setiap judul dalam buku kumpulan cerita pendek ini menyajikan isi yang mengundang penasaran. Bagaimana diksi yang dikemas apik dan alur cerita yang melompat indah namun mudah dicerna. Membuat saya merasa perlu mengatakan bahwa ide Sepanjang Musim ini sangatlah antimainstream dan cocok buat tempat belajar bagi penulis yang ingin tahu bagaimana cara membuat cerita yang tidak biasa.

       Sebut saja ini kumpulan kisah sederhana, kumpulan kontemplasi, mungkin juga kumpulan cara memaknai cinta.

Sabtu, 11 Januari 2014

Waktu yang Menyembuhkan

Banyak orang yang gagal move on dari suatu masalah bukan karena tidak menemukan solusi untuk memecahkannya. Setelah diamati, ternyata yang menggagalkan usaha move on itu sendiri hanyalah kurangnya kesabaran saja. Bahwasanya setiap masalah pastilah ada solusinya, solusi yang tepat sebenarnya hanyalah menjalani tanpa berdiam diri dan biarkan waktu yang akan mengobati. Kalimatnya berat banget yak? hihihi. Simpelnya gini deh, pernah dengar kalimat 'badai pasti berlalu'? Yups, begitu pun yang namanya masalah, seberat apa pun masalahmu semua pasti akan berlalu, kuncinya sabar, jalani dan jangan berdiam diri meratapi masalah itu sendiri. Carilah sesuatu yang baru dan tinggalkan saja masalah itu tanpa beban, yakin deh ... move on pasti bisa kamu lewatkan.

Ini nggak hanya move on tentang masa lalu, perasaan, patah hati atau tetek bengek mengenai percintaan. No, ini move on dalam segala hal lho ya. Survey sudah membuktikan kalau yang namanya permasalahan itu timbul sebenarnya dari diri sendiri. Kita yang buat, kita yang bikin ribet dan kita yang uring-uringan sendiri. Kekhawatiran kita yang berlebihan itulah yang memonopoli pikiran menjadi negatif, padahal belum tentu yang akan terjadi seperti apa yang ada di pikiran kita saat ini. Siapa yang tahu tentang kejadian yang akan kita alami satu menit saja ke depannya. Tak ada yang tahu, kan? So? Santai saja dengan masalah, tinggal dijalani, dan biarkan sang waktu yang akan memendarkannya dari pikiran kita. Yang penting jangan pernah berdiam diri, carilah sesuatu hal yang baru dan beralihlah ke hal-hal positif selalu.


Rabu, 08 Januari 2014

Mempelajari Cinta, Perlukah?

Kemarin twitter saya di follow satu akun yang tidak saya kenal. Biasanya saya cuek aja, coz nggak begitu hobi nge-twit. Nggak ada yang menarik pada awalnya, sampai saya sadar kalau yang follow saya itu ternyata seorang psikiater. Dan yang bikin saya tertarik, saat saya ngeh kalau dia mengelola sebuah website yang isinya mengenai berbagai pelajaran tentang cinta. Sepertinya orang ini mentor, guru, psikolog atau motivator spesialis cinta deh kayaknya ... he.

Saya sempat bertanya-tanya, dan pertanyaan saya ternyata ada di salah satu judul artikel yang tertera di website tersebut. Perlu nggak sih mempelajari yang namanya cinta? Tapi kalo nggak perlu kok sampe ada orang yang mendirikan sekolah cinta yang biayanya lumayan lhoo. Cinta aja sampe ada sekolahnya, wew ...

Saking penasarannya, saya baca semua artikel di website tersebut. Setelah saya cerna, teliti dan mengamati isi tulisannya, serta program-program kelas yang ditawarkan, ternyata cukup masuk akal juga. Nggak heran kalau orang itu berani pasang tarif jutaan hanya untuk biaya seminar, workshop dan konseling tentang ... CINTA. Untuk orang awam mungkin akan berpikir dua rakaat sebelum mendaftar kelas tersebut. Pasti Anda akan berpikir ... apa sih yang mesti dipelajari dari cinta?

Cinta, anak kecil juga udah pada ngerti kale! Yups, itu pemikiran sebagian orang yang nggak pernah ngerasain bermasalah sama yang namanya cinta. Kalo pelajaran tentang cinta nggak penting, kenapa sampe ada orang yang trauma bahkan sampe bunuh diri karena cinta? Nah lho? Ada yang mau menyangkal lagi kalo pelajaran tentang cinta itu nggak penting?

Kalo menurut saya pribadi sih cinta itu sebenarnya yang bikin awet adalah komunikasi yang baik dan take en give sama pasangan, cuma itu aja kok. Saling mengerti dan harus ada yang mau mengalah dengan perbedaan. Yang namanya masalah pasti ada, apalagi buat yang sudah berumah tangga. Masalah ekonomi, anak, keluarga, itu merupakan hal yang wajar, tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan kesabaran, lapang dada, pikiran terbuka dan saling menerima.

Yang bikin gawat sebenarnya kalau salah satu pasangan nggak bisa diajak kerjasama, mementingkan ego dan selalu merasa benar sendiri. Itu yang biasanya menimbulkan perpecahan suatu hubungan. Sebenarnya simpel aja sih, asal kita sama-sama tahu keinginan pasangan dan mau mewujudkannya, semuanya akan berjalan lancar, itu aja kok. Jangan pernah membatasi privacy dan 'me time' pasangan, itu yang terpenting. Memiliki bukan berarti bisa seenaknya menggenggam, karena nggak semua orang mau diatur-atur dan disetir seenaknya. Justru dengan memberikan kebebasan bersyarat maka pasangan akan berpikir untuk bertanggung jawab.

Kesetiaan itu akan kita dapatkan tergantung bagaimana kita bisa memuaskan pasangan. Kalau pasangan kita puas dengan apa adanya kita, nggak bakalan dia cari pelarian lagi. Itulah pentingnya komunikasi dan saling mengerti keinginan pasangan satu sama lain. Jangan pernah menilai seseorang dari penampilan luarnya dan dari perilaku sosialitasnya, karena itu tidak menjamin bagaimana sifat asli orang tersebut. Orang yang kelihatan kalem dan tertutup belum tentu tidak bisa menjadi liar, pun sebaliknya.

Cinta memang suatu hal yang selalu menarik untuk dibahas. Dan ternyata suatu hal yang menarik juga untuk dipelajari, karena cinta itu penyemangat hidup. Jangan pernah menampik kalau hidup hampa tanpa cinta. Karena efek dari kehilangan rasa cinta itu besar pengaruhnya. Bisa bikin bad mood, galau, patah hati bahkan sampe bunuh diri ... hiiiyy. Dan tak sedikit orang yang bisa bangkit karena cinta. Jadi ingat lagunya Delon ...

Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini
Bukan karena kuat dan hebatku
Semua karena cinta, semua karena cinta ...
Tak mampu diriku dapat berdiri tegar, terima kasih cinta