Anda pasti sudah tahu sama yang namanya botol
kecap, kan? So pasti!
Cobalah tuangkan air putih ke dalam botol kecap kosong yang
belum dicuci bersih, lalu kocok. Amati apa yang terjadi ... air di dalamnya
tetap keruh karena masih tercampur sisa kecap yang tertinggal di dasar atau
dinding botol. Bila ingin air tersebut tetap bening saat ditaruh dalam botol
kecap, sudah barang tentu, botol tersebut perlu dibersihkan tak hanya bagian
luar botol, tetapi bagian dalamnya juga.
Lalu apa hubungannya botol kecap dengan judul postingan saya kali ini? Ini hanya istilah atau sebuah filosofi yang saya ambil dari hikayat tentang pertobatan yang paling terkenal. Mungkin saja Anda belum pernah mendengar, berikut saya ceritakan kembali untuk Anda yang ingin selalu terbuka jalan rezekinya, karena ini sangat erat kaitannya antara tobat, hati yang bersih dan rezeki yang akan mengalir dalam hidup Anda.
Seseorang yang ingin membersihkan diri dari segala
perbuatan tercela yang pernah dilakukannya sebagai sebuah pertobatan, itu ibarat
botol kecap dan air. Bila dianalogikan kecap itu adalah harta yang dimiliki
(dengan jalan tak jujur seperti korupsi dan lain sebagainya) dan air putih itu
adalah doa dan amal ibadah. Keduanya tidak mungkin bersatu. Sebab itu di saat
seseorang ingin menyucikan dirinya, semua kotoran di dalam dirinya dan harta
harus dibersihkan. Lantas bagaimana skenario Tuhan untuk itu? Tuhan akan
membersihkan harta seseorang dari harta kotor yang dimilikinya sampai
benar-benar terkuras, antara lain dengan membuat bangkrut usahanya, kena tipu,
dan lain sebagainya. Andaipun semuanya sudah terkuras seperti botol kecap yang
kosong, boleh jadi masih ada sisa-sisa kotoran tersisa dalam diri dan hartanya,
maka Tuhan akan membersihkannya melalui penyakit, musibah, bencana, dan lain
sebagainya, sembari dia menahan rezeki dari orang tersebut. Saat seseorang
sudah benar-benar bersih, barulah Tuhan membukakan jalan rezeki yang halal
kepadanya yang membawa berkah di dunia dan akherat. Itulah yang seringkali
tidak kita sadari…
Botol kecap bisa
jadi inspirasi bagi
orang-orang yang mengalami kesulitan hidup. Apa hubungannya botol kecap dengan
hidup? Nah cerita berikut adalah inspirasi bagi Anda yang merasa hidup
penuh ujian dan cobaan. Seringkali kita merasa Tuhan tidak adil kepada kita,
kita merasa telah berbuat hal-hal yang baik dalam hidup dan suka menolong orang
lain, namun kok hidup ini selalu ditimpa musibah dan tidak ada tanda-tanda
pertolongan dari Tuhan. Mari kita simak cerita inspirasi berikut ini agar kita
tahu bagaimana kita harus bersikap menghadapi kesulitan hidup.
Filosofi Botol Kecap
(Kisah Inspiratif)
Dikisahkan ada seorang pengusaha kaya yang tampak
bahagia. Uang bukan masalah baginya. Usahanya maju, dia jarang rugi, hampir
semua bisnisnya mendatangkan keuntungan berlipat. Seakan-akan, uang itu
mengejar-ngejar dirinya. Dia pun memiliki istri yang cantik, anak-anak
yang sehat dan lucu. Akan tetapi, dibalik kesuksesannya itu ada banyak
perilaku buruk yang dia lakukan. Pengusaha ini gemar melakukan maksiat. Karena berkantong tebal, dia dengan mudah bisa
bergonta-ganti pasangan alias main perempuan, melakukan kecurangan dalam
bisnis, mengonsumsi makanan dan minuman haram, dan beragam kemaksiatan lainnya.
Sampai suatu ketika dia mengalami sebuah peristiwa yang mengubah hidupnya. Anaknya yang berusia tiga tahun meninggal dunia karena kecelakaan disebabkan keteledoran dirinya. Peristiwa itu membawa perubahan dalam dirinya. Dia bertobat dan bertekad untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang biasa dia lakukan. Dia pun mulai melakukan sholat, pergi ke masjid, melaksanakan puasa Ramadhan, dan sebagainya.
Di tengah upaya perbaikan diri itulah, krisis moneter yang menghantam pada tahun 1998 telah membawa perubahan drastis dalam bisnisnya. Perlahan tapi pasti, dia mengalami kebangkrutan. Satu per satu perusahaan miliknya gulung tikar dan berpindah tangan. Utangnya membengkak sehingga tabungan dan depositonya di bank serta properti dan kendaraannya habis untuk menutupi utang-utangnya itu. Jia sebelumnya kata "gagal" dan "rugi" seakan menjauh darinya, sekarang kedua kata itu seolah lekat dengannya.
Di tengah upaya perbaikan diri itulah, krisis moneter yang menghantam pada tahun 1998 telah membawa perubahan drastis dalam bisnisnya. Perlahan tapi pasti, dia mengalami kebangkrutan. Satu per satu perusahaan miliknya gulung tikar dan berpindah tangan. Utangnya membengkak sehingga tabungan dan depositonya di bank serta properti dan kendaraannya habis untuk menutupi utang-utangnya itu. Jia sebelumnya kata "gagal" dan "rugi" seakan menjauh darinya, sekarang kedua kata itu seolah lekat dengannya.
Jika sebelumnya gelimang rupiah demikian mudah
dia dapatkan, sekarang uang recehan pun seakan enggan mendekat kepadanya. Telah
berkali-kali, dia mencoba bangkit, merintis kembali bisnisnya, tetapi
berkali-kali pula dia gagal. Tumpukan emosi negatif seakan tumpah ruah di
otaknya. Dalam kesulitan hidup yang mengimpit tersebut,
dia mempertanyakan keadilan Tuhan. Saat tenggelam dalam kemaksiatan, begitu
mudahnya rezeki didapat, tetapi setelah meninggalkan kemaksiatan, rezeki pun
ikut meninggalkan dirinya.
"Apakah ada yang salah? Ke mana doa-doa yang selama ini kupanjatkan? Apakah Tuhan tidak mendengar atau tidak mengabulkan doaku? Bukankah Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang serta akan mengabulkan doa-doa dari setiap hamba-Nya?" Begitu keluhnya.
Memang, di tengah kesulitan itu, kuantitas ibadahnya semakin berlipat-lipat. Namun itu semua seakan belum cukup untuk mengembalikannya pada kehidupan normal. Berkali-kali, dia mendatangi Ustaz dan Kyai untuk
meminta doa dan nasihat. Saat diberi doa atau amalan tertentu, dia akan
melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Namun, lagi-lagi semuanya berakhir
dengan kekecewaan. Dia pun mulai meragukan para Kyai dan Ustaz tersebut yang
katanya hanya pandai berteori. Mana buktinya?
Di ambang keputusasaan, pertolongan Allah pun
datang melalui salah seorang kenalannya. Dia adalah seorang dosen agama di
sebuah perguruan tinggi ternama. Dosen itu tidak membawakannya uang, menawarkan
kerja sama bisnis, atau hal lain yang bersifat materi. Namun, dia membawa nasihat yang mampu mengubah
paradigma berpikir mantan pengusaha kaya ini. Tidak banyak dalil yang dia
ungkapkan. Dia hanya memberikan analogi dan perlambang saja. Dia berkata:
"Seseorang tidak bisa mengisi botol penuh kecap dengan air putih, sebelum kecapnya dibuang terlebih dahulu. Baru setelah itu, kita bisa memasukkan air putih. Itu pun masih ada sisa-sisa kecap yang belum terbuang sehingga air yang kita masukkan masih akan bercampur dan berwarna hitam. Air itu harus dibuang lagi sehingga botol benar-benar bersih dari kecap. Baru setelah itu air yang kita masukkan benar-benar bening karena tidak tercampur lagi dengan kecap."
Analoginya, kecap itu adalah harta yang kita miliki dan air putih itu adalah amal ibadah yang kita lakukan. Antara maksiat dan kebaikan tidak akan mungkin bisa bersatu. Karena itu, ketika seseorang ingin menyucikan dirinya, semua kotoran yang ada dalam diri dan harta harus dibuang dan dibersihkan.
Ada banyak skenario Tuhan untuk 'membersihkan'
harta seseorang sehingga harta kotor yang dimilikinya benar-benar terkuras, mungkin
dibangkrutkan usahanya, kena tipu, dan sebagainya. Andaipun semuanya sudah
terkuras, boleh jadi masih ada kotoran yang masih tersisa dalam diri dan harta.
Allah Swt. akan membersihkannya dengan penyakit, musibah, atau lainnya,
sembari dia menahan rezeki dari orang itu. Nah, ketika dia sudah benar-benar
bersih, Allah Swt. akan membukakan jalan rezeki yang halal kepadanya. Yang jadi
masalah, apakah kita sabar atau tidak dalam proses pembersihan itu?
Nasihat ini mampu menjawab pertanyaannya selama
ini tentang keadilan Tuhan, tentang ijabah doa, tentang makna pertobatannya.
Allah Ta'ala. mengambil sebagian besar kekayaannya bukan karena Allah benci,
melainkan Allah amat sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang bertobat.
Sebabnya, bagaimana mungkin mengisikan nasi dan
sup yang lezat ke dalam mangkuk yang blepotan dengan kotoran. Tentu sangat
bijak jika mangkuk itu dibersihkan terlebih dahulu. Begitu pula qada Allah,
sebelum menuangkan limpahan rahmat dan ampunan-Nya, dia akan membersihkan orang
tersebut dari jelaga kemaksiatan yang masih hinggap dalam diri dan hartanya.
Beberapa tahun berlalu, mantan pengusaha kaya
ini sudah berada kembali di jalur kesuksesan bisnisnya. Walau belum sesukses
dahulu, tanda-tanda ke arah itu sudah mulai terlihat di hadapannya. Ibaratnya,
dia tengah mengisi botol nasibnya dengan air putih keberhasilan setelah dia
menumpahkan hitamnya air kemaksiatan. Rentetan kegagalan dalam bisnis telah membawa
perubahan positif dalam diri pengusaha ini walau sebelumnya dia nyaris jatuh
pada keputusasaan.
Filosofi botol
kecap yang disampaikan temannya
telah membuka sudut pandang baru terhadap makna ujian dan makna hidup yang
sebenarnya. Dalam bahasa manajemen, pengusaha ini telah
mengalami reinventing atau menemukan kembali tujuan hidupnya.
Sumber : Cerita Inspirasi Muslim & Rony Wijaya's Blog
***
Begitulah tentang filosofi botol kecap yang erat kaitannya dengan pertobatan dan kelancaran rezeki. Masuk akal, bukan? Itulah mengapa kita tetap harus berpikir positif dan jangan pernah sedikitpun berburuk sangka terhadap rencana Allah. Apa yang Dia berikan kepada kita itulah yang terbaik. Jangan sekali-kali meragukan pertolongan Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, selebihya kita serahkan saja kepada Yang Maha Memberi Rahmat, dan itu tergantung dari kesabaran kita juga konsekuensi dari niat pertobatan kita sendiri.
Tobat yang sebenar-benarnya ya harus total. Jangan sisakan sedikit pun kebiasaan buruk walaupun hanya sekadar iseng seperti berjudi kecil-kecilan, nontop bokep atau meninggalkan ibadah wajib. Terkadang kita menyepelekan dosa kecil dan mengabaikan hal-hal yang justru bisa menjerumuskan kita kepada pikiran negatif sehingga kembali lagi kepada kufur nikmat Allah.
Semoga kita termasuk golongan hamba yang selalu disayang Allah ... Amiiinnn.
Alhamdullilah.....jazakillahu khayran !!!
BalasHapusmohon izin COPAS...matur nuwun..!
BalasHapustrims........ atas ceritanya....
BalasHapusIni jawaban yg paling luar biasa,alhamdulillah Allah kasih lihat sy tulisan ini
BalasHapusIni jawaban yg paling luar biasa,alhamdulillah Allah kasih lihat sy tulisan ini
BalasHapusalhamdulliah....mudah2an ini menjadi pencerahan dan perubahan buat saya....
BalasHapusterima kasih buat yang telah mempublikasikan tulisan ini.....
Insyaallah jd inspirasi buat menjadi lebih baik, amiin.
BalasHapustulisan yang menyejukkan, terima kasih. Tuhan memberkati Anda.
BalasHapusCerita dari kisah sederhana dengan analogi "botol kecap" sedikit banyak bisa memberikan pemahaman yang bermanfaat.thx.
BalasHapus