Selasa, 12 Februari 2013

And Life was Go on


"Hidup pun harus terus berlanjut, dalam bentuk apa pun.” Cuplikan kata dari novel Tere Liye (Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin). Ya... apa pun yang terjadi dalam hidup, baik masalah atau pun musibah, semua harus dihadapi. Hidup akan terus berjalan meskipun sulit dan penuh rintangan. Tak masalah seberapa besar kekuatanmu untuk menghadapinya, yang terpenting adalah dorongan dan niat kuat dari dalam diri untuk terus move on.

“Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” Masih dari cuplikan kata Tere Liye yang sangat menginspirasi ini, bisa membuat hati tergerak untuk memahami bahwa hidup memang sebuah jalinan kejadian yang tidak pernah putus. Hanya orang yang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri dari sebuah kesalahanlah, yang bisa memaknai apa itu arti hidup yang sesungguhnya. Jiwa yang keras dan tak mau mendengar dan selalu menganggap dirinya benar, akan terperosok sendiri ke dalam keangkuhan hatinya. Lebih baik sebuah akhlak yang sangat durjana dan bejat tetapi masih mau bertobat, memperbaiki dan membersihkan diri, daripada hati yang keras yang merasa selalu benar sendiri dan menolak masukan yang baik.

”Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah ke mana.“ Kalimat yang terdengar pasrah namun mempunyai arti yang dalam. Bahwa realita kehidupan memang begitu adanya. Mengingkari kodrat alam hanya akan membuat diri menjadi terpuruk dalam angan yang tak berkesudahan.

Merasa benar boleh, tapi jangan menyepelekan satu sisi lain yang patut dihargai. Memandang masalah dari berbagai versi sangat dibenarkan, tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan hati yang terbuka. Tidak membiarkan hati keras bagai batu. Karena hati yang keras hanya akan mendatangkan kesusahan sendiri. Menyemangati hidup dengan mimpi adalah hal yang tidak sulit untuk dijalani. Membiarkan diri terkurung oleh keterpurukan dan down yang tak berkesudahan hanya akan merugikan diri sendiri. Jangan biarkan masalah masuk ke dalam hidupmu. Jangan biarkan emosi mengendalikanmu. Tapi kendalikanlah masalah dan emosimu. 

”Air dalam lautan tidak bisa menenggelamkan sebuah kapal. Tapi jika air laut masuk ke dalam kapal, kapal itu akan segera tenggelam. Begitu pula dengan penderitaan. Semua derita hanya bisa membuat kita terpuruk, patah semangat jika kita membiarkan derita itu meresap masuk dalam hidup kita dan membawa pengaruh negatif dalam diri kita!”

Memang pada dasarnya kita bisa mengapung dengan aman di tengah lautan kehidupan, selama kita tidak membiarkan kemalangan dan masalah-masalah yang kita hadapi membawa pengaruh negatif dalam hidup kita. Karena jika kita membiarkannya begitu saja, cepat atau lambat kita akan tenggelam dalam lautan keputusasaan. Cuplikan motivasi dari Andrie Wongso ini selalu menjadi pembangkit semangat hidup. Tidak berlarut-larut dalam keterpurukan hati yang merupakan hal sewajarnya dapat terjadi.

Ayo, move on! Apa pun masalahnya, minumya teh botol... #loh? kok malah iklan?

*Edisi penyemangat diri untuk hati yang sedang menata serpihan mimpi.

13 komentar: