Judul Film : Cinta yang Dirahasiakan
Judul Review : Menjadi Diri Sendiri Tanpa Diskriminasi
Durasi : 44 menit 36 detik
Eksekutif Produser : Denny JA
Produser : - Hanung Bramantyo
Produser : - Hanung Bramantyo
-
Rudi Setiawan
-
Ardi Kurniawan
Sutradara : Rahabi M.A
Penulis Naskah : Rahabi M.A berdasarkan puisi esai Denny JA
Editor :
Wawan I. Wibowo
Narator :
Tio Pakusadewo
Pemain Utama : - Rizal
Syahdan sebagai Amir
-
Zack Nasution sebagai Bambang
-
Marsya S. Adiyuta sebagai Sarinah
-
Dini Vitri sebagai Ibu Amir
-
Hefri sebagai Hendro
Menjadi
Diri Sendiri Tanpa Diskriminasi
Tahu
luar itu gampang, tahu dalam yang penting!
—Kutipan Sarinah—
Ringkasan
film
Cinta yang Dirahasiakan:
Amir dan Bambang, sepasang sahabat yang saling jatuh
cinta. Cinta sesama jenis yang biasa disebut homo seksual. Amir yang menyadari
kelainan tersebut, berusaha sekuat tenaga untuk menampik kenyataan bahwa
dirinya adalah seorang homo. Namun, betapa pun ia menolak hasrat menyukai
sesama jenis yang mengalir dalam darahnya, ia tak pernah mampu untuk mengobati
kelainannya tersebut. Padahal Amir sangat taat ibadah, rajin salat dan mengerti
agama, juga takut akan azab Allah. Amir tak pernah menyerah menjalankan ajaran
agama, dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi laki-laki normal.
Berbeda dengan Amir, Bambang yang juga seorang homo tidak
pernah menyangkal kelainan yang dideritanya. Bambang berani mengakui bahwa
dirinya seorang gay, walaupun hanya
ditunjukkan kepada komunitasnya saja. Bambang seperti tidak berusaha untuk
mengubah dirinya menjadi laki-laki normal yang seharusnya menyukai lawan jenis.
Tidak seperti Amir yang terus berjuang melawan takdirnya sebagai homo, demi
membahagiakan ibunya tercinta. Amir sangat tidak ingin melukai perasaan ibunya.
Walaupun sebenarnya ibunya tahu dan sudah curiga sejak lama, akan kelainan yang
diderita anaknya tersebut. Namun ibunya percaya, yang namanya takdir masih bisa
diubah dengan doa dan usaha. Apalagi doa seorang ibu menjelang kematiannya.
Bambang adalah kekasih Amir yang cukup bijaksana. Bambang
memang mencintai Amir, namun tidak ingin mengekang kehidupan Amir.
“Aku kekasihmu, bukan penghalang hidupmu,” ucap Bambang
kepada Amir.
Bambang mengagumi tokoh Batman, menurutnya sosok Batman
itu pemberani. Alasan mengapa Bambang menyukai Batman karena dia merasa figur
Batman seperti dirinya. Seorang jagoan yang berani berbeda, dan keras prinsip
hidupnya. Tidak seperti Amir yang peragu, goyah pendiriannya selalu. Itulah
sebabnya Bambang menggambarkan Amir sebagai sosok Robin, sahabat Batman.
“Dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah. Apa pun
yang kaupilih, lakukan dengan hati penuh, seluruh…,” ujar Bambang, selalu
berusaha menasihati Amir agar tidak ragu dengan pilihan hidupnya. Bambang bukan
seorang yang munafik, karena menurutnya menampik kenyataan hanya menambah rasa
nyeri di hati.
Namun Amir tetap memaksakan diri, untuk berjuang hidup di
jalan yang lurus. Hanya untuk menyenangkan hati ibunya, ia menikahi perempuan
pilihan ibunya. Padahal ia sudah berusaha mendekati Sarinah, teman semasa
sekolahnya yang ia ketahui kalau Sarinah menyukainya. Namun tetap tak
dirasakannya getaran hasrat, senormalnya terhadap lawan jenis. Ia hanya merasa
bahagia dan bisa ceria bila ada seorang Bambang disisinya. Yang ada di
pikirannya tetap Bambang, Bambang dan Bambang seorang.
Hingga akhirnya Amir menyadari dan menyesali pilihan
hidupnya. Namun di saat ia sudah mengakui takdir dirinya bahwa ia adalah homo
sejati, dan mencari Bambang untuk bersatu lagi seperti sebelum ia menikahi
perempuan pilihan ibunya, Bambang telah menghilang dari kehidupannya. Bambang
menjadi aktivis gay seperti
Hendro—teman komunitas gay-nya— dan
menikah dengan laki-laki lain di luar negeri. Sungguh tragis nasib Amir yang
hidupnya penuh keragu-raguan itu. Yang pada akhirnya membawanya kepada sesal,
ia sesali hidupnya sendiri.
***
Review
film Cinta yang Dirahasiakan:
Kisah
yang fenomenal tentang cinta sesama jenis ini, sudah bukan hal yang pantas
untuk didiskriminasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Walaupun masih tabu
untuk berlaku di Indonesia, namun setiap manusia berhak mempunyai persamaan
pilihan hidup yang merdeka. Jika ditilik dari sudut pandang agama, memang tidak
ada benarnya. Namun apa mau dikata, insting alami yang sudah bawaan sejak lahir
itu sangat sulit untuk ditampik. Karena kelainan homo seksual itu bisa
merupakan bawaan sejak bayi, genetika sejak lahir.
Banyak yang menyinggung kalau homo itu adalah sebuah penyimpangan
dan cacat moral. Namun bicara soal moral, moral baik dan buruk itu hanya suatu
tindakan yang bisa dipilih. Belum tentu manusia yang normal dan bukan kaum gay bisa dijamin sangat bermoral dan
berakhlak baik. Setiap manusia mempunyai hak yang sama di mata hukum. Dalam
film ini menggambarkan bahwa hak individu untuk menjadi lesbian, gay, biseksual dan transgender adalah
pilihan bebas yang dilindungi oleh prinsip hak asasi manusia.
Dalam suatu adegan di film ini, dijelaskan juga gambaran
tentang haramnya menjalin hubungan sesama jenis. Dengan penjelasan Quran
tentang kisah Nabi Luth yang mengangkat surah Asy Syu’araa’ ayat 165 dan 166
untuk memperkuat dalilnya. Sungguh film dengan penggambaran dan penjelasan
detail yang sangat seimbang, untuk membuat penontonnya lebih bijak dalam
berpikir, serta menilai dari sisi mana seharusnya mengambil tindakan untuk
menyikapi tentang kaum gay ini.
Pesan moral yang tersirat di film ini, bahwa selayaknya
kaum gay juga mendapatkan pengakuan
dan perlindungan dari masyarakat Indonesia. Kaum gay tidak meminta lebih, cuma satu … dianggap sebagai manusia saja,
sama seperti manusia-manusia yang lain.
Be
your self! Nothing impossible!
—Kutipan Hendro—
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar