Sabtu, 24 Agustus 2013

Resensi Novel Surga Sang Pramuria

Yang disebelahku ini Mbak Zahra A. Haris lho, editor yang menyunting novel yang sedang kupegang  

Judul Buku                  : Surga Sang Pramuria
No. ISBN                   : 9786027692282
Penulis                        : Ullan Pralihanta
Penerbit                      : AG Publishing
Tanggal Terbit             : Februari 2013
Jumlah Halaman          : viii + 204 halaman
Jenis Cover                 : Soft cover
Kategori                     : Novel Spiritualitas
Teks                           : Bahasa Indonesia
Harga                         : Rp. 40.000

Rasti, Sang Pramuria yang Sadar Diri

            Kisah tragis nan ironis tentang seorang wanita bernama Rasti. Yang terperosok ke lembah nista karena tuntutan keadaan hidupnya yang dilematis. Ia terpaksa memilih jalan hidup menjadi pekerja seks komersial. Jalan hidup yang sama sekali tidak ia inginkan. Alasan yang sangat klasik membuatnya terpaksa harus menjual diri demi ‘membeli’ hidup Galih. Bocah laki-laki yang terlahir hasil dari perbuatan terlarangnya dengan Johan —kekasih yang mencampakkannya setelah mengetahui dirinya hamil.

            Johan tidak mau bertanggung jawab atas Galih, anak dari hubungan di luar nikah itu. Justru Johanlah yang berandil besar menyeret hidup Rasti ke dunia pelacuran. Penderitaan Rasti tak cukup hanya sampai terbuang dari orang tua dan keluarganya saja. Ia harus menerima kenyataan bahwa Galih mengidap komplikasi kebocoran jantung dan leukemia. Hal itu membuat Ratih semakin berjuang menjual diri demi biaya pengobatan Galih.

            Di tengah kemelut hidupnya, Tuhan seolah mengirim sosok Wibowo sebagai malaikat penyelamat hidupnya dan Galih. Wibowo yang jatuh cinta pada Rasti setelah kencan pertama mereka, bersimpati atas hidup Rasti yang malang. Hingga akhirnya mata hati Rasti terbuka untuk kembali mengenal cinta yang sudah lama tak ia rasakan setelah terbuang dari Johan dan keluarganya.

            Kebahagiaan ternyata hanya sekejap menghampiri hidup Rasti. Di tengah suka citanya mendengar kabar kalau Wibowo bersedia menanggung biaya pengobatan dan operasi jantung Galih, Rasti justru divonis positif terinfeksi virus HIV/AIDS. Hatinya kembali hancur. Ia bingung, apakah harus jujur pada Wibowo yang tampak bersungguh-sungguh menerima hidupnya dengan keadaan terpuruk bersama Galih. Ia takut kehilangan kebahagiaannya dengan Wibowo yang baru saja dimulai.

           Rasti semakin merasa hina dan terpuruk dengan kondisinya itu. Namun Galih seperti malaikat kecil yang menyelamatkan kekosongan jiwanya. Rasti merasa mendapat hidayah dari Galih, saat anaknya itu mengajaknya untuk sholat. Galih yang kerap kali mempertanyakan tentang surga membuat Rasti tersadar, apakah pantas seorang pramuria seperti dirinya mengharapkan surga? Sedangkan ia merasa kotor hanya sekadar untuk menghadap-Nya saja.

        Apakah Rasti akan jujur mengatakan yang sebenarnya kepada Wibowo tentang keadaan dirinya yang terinfeksi AIDS? Mampukah Rasti menjawab pertanyaan Galih tentang surga dan keberadaannya? Ending cerita ini sangat jauh dari bayangan di awal kisah. Cerita yang penuh kejutan dan tak tertebak akan seperti apa wajah surga yang mereka cari selama ini.
***
Membaca bab demi bab novel ini membuatku sangat antusias untuk mengetahui bagaimana ending dari kisah ironis si Rasti ini. Pramuria yang berhati ikhlas dan sabar atas semua cobaan hidup yang menimpanya. Kemalangan hidup yang bertubi-tubi tak membuatnya menyerah pada keadaan. Ia rela mengorbankan diri demi buah hatinya tercinta.

Prolog, narasi dialog sampai epilog novel ini terkemas dalam balutan diksi yang indah. Sungguh sentuhan luar biasa dari Ullan Pralihanta, yang mampu mengemas cerita sedemikian rupa hingga membuat pembaca terhanyut ke dalamnya. Mampu membuatku menyelami karakter tokoh dan terhanyut untuk ikut merasakan penderitaan Rasti. Alur kisah yang klasik namun mampu menohok hati. Menginspirasi dan mencerahkan batin untuk membuka mata, bahwa kehidupan kelam dan lembah nista yang dijalani para pramuria tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ullan menuliskan kisah ini berdasarkan kisah nyata yang ia ambil dari aktivitas sosialnya setelah terjun ke tempat-tempat yang dianggap marjinal. Sungguh luar biasa gaya Ullan bertutur cerita, membuatku tak mampu melepaskan lembarannya hingga tuntas sampai ending cerita.

Udah dapat novelnya gratis langsung dari editornya, dapat tanda tangan plus foto bareng pula... Subhanallah  

7 komentar:

  1. Resensinya kereeeeen! >.<d
    Makasih apresiasinya, Meeeel!
    Ada fotokuuuuu!

    BalasHapus
  2. kereen Mbak Mel. Oh itu ya yang namanya Kakak Zahra :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu Mbak Zahra... beruntung aq bisa kopdar sama beliau :)

      Hapus
    2. Ini pasti Nurhasmi NsOvive :*

      Hapus
  3. terima kasih sudah mau meresensi Novel Terbitan kami.

    Salam sukses
    Bagus Y. Hidayat
    (CEO, AG Publisher

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga Mas Age sudah berkenan mampir ke sini :)

      Hapus