Rabu, 26 September 2012

Materi bukan segalanya

Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang. Ya, memang realitanya seperti itu. Tapi apakah lantas hal itu menjadi sebuah alasan sehingga manusia menjadi makhluk materialistis? Yang mengukur segala sesuatunya dengan uang? Bahkan beranggapan kalau kebahagiaan bisa dibeli dengan yang namanya uang?

Hmmm, coba anda simak kisah nyata dari sebuah novel berikut ini : 


Setelah membaca kisah nyata dari puteri orang terkaya se-Asia Tenggara karya Agnes Davonar ini, kita akan diajak untuk berpikir bahwa materi bukanlah segalanya dan sama sekali tidak menjamin kebahagiaan hidup. Dan kekayaan tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan. Harta yang berlimpah bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan. Ini hanya salah satu contoh kisah nyata yang bisa kita ambil hikmahnya. Kalau kita semestinya banyak-banyak bersyukur dengan segala sesuatu yang sudah kita miliki saat ini. 

Jangan sampai kita justru malah kehilangan apa yang sudah kita miliki karena kita tidak bersyukur dan tidak menjaga pemberian Tuhan dengan baik. Jangan hanya mengeluh bila sedang berada dalam keadaan sulit, terutama masalah perekonomian. Ingatlah, bahwa roda kehidupan itu berputar. Disaat kita sedang berada di atas, sebaiknya kita jangan terlalu terlena sehingga menjadi tidak siap ketika sedang berada di bawah. Dan bila sedang berada pada kondisi sulit seharusnya tetap berpikir positif dan selalu sabar juga tetap berbaik sangka pada Tuhan atas segala ujian yang sedang diberikan oleh-Nya. Jangan pernah putus asa dan gelap mata atas segala cobaan hidup yang menerpa, terutama masalah perekonomian.

Percayalah, uang bukan segalanya untuk menjamin kehidupan bisa bahagia. Jangan pernah berpikir tanpa uang kita lantas akan mati. Tuhan tidak akan memutuskan tali rejeki hambanya terbatas hanya pada uang semata. Lihat saja kehidupan manusia zaman dulu, tidak butuh uang tapi mereka masih bisa tetap bertahan hidup, kan? Berusaha itu memang perlu dan penting, tapi jangan jadi putus asa bila sedang menghadapi masalah berat yang menyebabkan manusia menjadi kufur nikmat. Syukurilah sekecil apapun itu rejeki yang anda dapatkan. Jangan pernah menyepelekan sekecil apapun digit rupiah yang diterima, seharusnya kita melihat masih banyak orang-orang yang jauh lebih kurang beruntung daripada kita.

Ingatlah!

Money can buy a house, but not a home.
Money can buy a bed, but not sleep.
Money can buy a clock, but not time.
Money can buy a book, but not knowledge.
Money can buy food, but not an appetite.
Money can buy position, but not respect.
Money can buy blood, but not life.
Money can buy medicine, but not health.
Money can buy sex, but not love.
Money can buy insurance, but not safety.

Uang bukanlah segalanya. Ada banyak sekali hal lain yang lebih berharga dari sekadar uang. Jangan sampai anda mengorbankan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup anda hanya karena masalah uang. Jangan sampai retaknya sebuah hubungan diakibatkan karena uang. Karena kebahagiaan tidak dapat diukur dan dibeli dengan sejumlah uang.


15 komentar:

  1. terima kasih banyak atas informasi yang menarik ini..
    salam sahabat :D

    BalasHapus
  2. betul juga..

    tapi kalo nggak ada uang nggak makan.
    nggak bisa ngenet :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih, tp jgn dijadikan alasan kl hidup hanya utk uang yaaa... xixixixixi

      Hapus
  3. Makasih udah mampir ya, aq udah mampir balik plus follow juga :)

    BalasHapus
  4. Money can buy a house, but not a home.
    Money can buy a bed, but not sleep.
    Money can buy a clock, but not time.
    Money can buy a book, but not knowledge.
    Money can buy food, but not an appetite.
    Money can buy position, but not respect.
    Money can buy blood, but not life.
    Money can buy medicine, but not health.
    Money can buy sex, but not love.
    Money can buy insurance, but not safety.

    That all is truth... ^^

    BalasHapus
  5. Memang betul banget mbak Mel Ara... uang bukan segalanya... tapi di jaman sekarang, segalanya butuh uang... hehehehe
    Postingan yang sangat inspiratif... salam mbak... sukses untuk novelnya... ^__^

    BalasHapus
  6. Untuk situasi tertentu tidak harus di nilai dengan uang :).

    Berbagai konflik akan muncul bila dinilai dengan materi belaka :D

    BalasHapus