"Eksis sih boleh ... tapi nggak harus cari sensasi juga kalee!"
Pengin banget meneriakan kalimat itu setiap kali melihat hal-hal yang nggak lazim. Seperti maraknya para pencari sensasi di televisi belakangan ini. Terkenal karena prestasi dan terkenal gara-gara sensasi pasti beda sekali nilainya. Begitu pun yang terjadi dalam kehidupan sosial kita, baik di dunia nyata maupun maya. Apalagi di sosial media, memang sih ... sosial media itu diciptakan untuk sarang bernarsis-ria, promo, iklan, cuap-cuap sampe curhat. Tapiiii, kok gerah banget ya ngeliat mereka-mereka yang menyalahgunakan media untuk ajang yang tidak semestinya.
Kenapa para manusia itu merasa penting sekali mencuatkan dirinya untuk dikenal. Supaya laku? Hellowww ... Hare gene orang bisa menilai kaleee. Terkenal karena prestasi sama terkenal gara-gara sensasi pasti tetap beda feel-nya. Biasanya orang yang terkenal karena prestasi jarang memublikasikan diri sendiri. Malah seringnya mereka dikenal karena orang lain yang memublitaskan mereka karena fanatisme atau sekadar dompleng popularitas. Yaahh, itu memang tergantung dari sudut pandang masing-masing individu untuk menilai. Penilaian orang tak akan sama, ada yang negatif dan positif. Tapi seringnya kok ya manusia-manusia itu senang mencari sensasi dengan mengadakan kontroversi nggak penting berbau negatifisme. #Ahh, berat kali bahasa kau, Nak
Ternyata Hoeda Manis benar, kebanyakan sesuatu yang bagus dan baik itu biasanya selalu tersembunyi atau pun jarang diketahui kebanyakan orang. Nggak cuma buku aja, bisa jadi informasi yang berguna atau sejenisnya. Memang, yang namanya mutiara walaupun ada di dalam lumpur tetap aja namanya mutiara. Tetap akan berharga pastinya. #yaealaahhh
Jadi intinya, mari hilangkan kebiasaan mencari-cari kesalahan orang yang sekadar untuk eksistensi diri. Kenapa nggak cari hal positif untuk disebarkan dan negatifnya pelajari saja sendiri tanpa harus menghujat dan menjatuhkan dalam menilai sesuatu.
Sepanjang 2013, ada beberapa film Indonesia yang sangat menginspirasi dan menjadi tontonan favoritku sampai detik ini. Saking sukanya, aku sampai membeli DVD-nya untuk disetel di rumah. Ketiga film ini sudah kutonton puluhan kali, tapi herannya aku nggak pernah bosan dan masih kerap kali menitikkan air mata di adegan tertentu. Cuma ada 3 ... ya, cuma 3. Ketiga film ini sangat berkesan bagiku.
1. Rectoverso
Hampir setiap minggu aku memutar ulang film ini untuk kutonton. Kalau lagi suntuk, bad mood, males ngapa-ngapain, pasti penginnya nonton film ini. Ada beberapa kutipan yang sangat aku suka ...
"Kadang-kadang pilihan terbaik adalah menerima, maka semuanya akan baik-baik saja."
"Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak mungkin saya miliki."
Dan entah mengapa, setiap melihat adegan terakhir film (terutama di bagian saat Abang memeluk Bunda sambil menangis ketika mengetahui Leia sudah pergi, tidak ngekos di tempat Bunda lagi) aku selalu ikut menangis. Jleb banget nih film, nggak bakalan bosan nontonnya.
2. Habibie & Ainun
Ini juga film yang udah aku tonton puluhan kali. Kisah romantis dan kesetiaan yang sangat menginspirasi. Kata bijak yang sangat aku suka dari film ini ... "Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun."
Memang, kisah dalam film ini sangat jarang ditemui di kehidupan nyata, walaupun film ini diangkat dari kisah nyata. Tapi setidaknya bisa memberikan gambaran kepada kita semua, bahwa yang namanya cinta sehidup semati itu memang masih ada.
3. 5cm.
Film ini pas banget ditonton kalo lagi down berat dan butuh suntikan semangat. Banyak motivasi dan inspirasi di dalamnya. Kutipan yang paling kusukai adalah:
"Cinta dan setia itu pilihan, bukan sejalan."
"Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggamanmu, Dia tak menghukummu. Namun hanya membuka tanganmu untuk menerima yang lebih baik."
"Semua keberhasilan dan kesuksesan diawali dari keputusan untuk mencoba."
"Kadang kamu tak sadar dengan apa yang kamu miliki hingga mereka pergi."
"Gagal itu urusan nanti, yang terpenting kita berani untuk mencoba dan mencoba."
"Jangan pernah berhenti untuk bermimpi."
Ketiga film itu sangat membawa dampak positif bagi kehidupanku. Entahlah, seolah ada makna dan hikmah tersendiri yang terpendam di dalamnya. Yang pasti ketiga film ini nggak akan pernah bosan buat kutonton sampai detik ini.
Judul Review : Menjadi Diri Sendiri Tanpa Diskriminasi
Durasi : 44 menit 36 detik
Eksekutif Produser : Denny JA Produser :
- Hanung Bramantyo
-Rudi Setiawan
-Ardi Kurniawan
Sutradara : Rahabi M.A
Penulis Naskah : Rahabi M.A berdasarkan puisi esai Denny JA
Editor :
Wawan I. Wibowo
Narator :
Tio Pakusadewo
Pemain Utama : - Rizal
Syahdan sebagai Amir
-Zack Nasution sebagai Bambang
-Marsya S. Adiyuta sebagai Sarinah
-Dini Vitri sebagai Ibu Amir
-Hefri sebagai Hendro
Menjadi
Diri Sendiri Tanpa Diskriminasi
Tahu
luar itu gampang, tahu dalam yang penting!
—Kutipan Sarinah—
Ringkasan
filmCinta yang Dirahasiakan:
Amir dan Bambang, sepasang sahabat yang saling jatuh
cinta. Cinta sesama jenis yang biasa disebut homo seksual. Amir yang menyadari
kelainan tersebut, berusaha sekuat tenaga untuk menampik kenyataan bahwa
dirinya adalah seorang homo. Namun, betapa pun ia menolak hasrat menyukai
sesama jenis yang mengalir dalam darahnya, ia tak pernah mampu untuk mengobati
kelainannya tersebut. Padahal Amir sangat taat ibadah, rajin salat dan mengerti
agama, juga takut akan azab Allah. Amir tak pernah menyerah menjalankan ajaran
agama, dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi laki-laki normal.
Berbeda dengan Amir, Bambang yang juga seorang homo tidak
pernah menyangkal kelainan yang dideritanya. Bambang berani mengakui bahwa
dirinya seorang gay, walaupun hanya
ditunjukkan kepada komunitasnya saja. Bambang seperti tidak berusaha untuk
mengubah dirinya menjadi laki-laki normal yang seharusnya menyukai lawan jenis.
Tidak seperti Amir yang terus berjuang melawan takdirnya sebagai homo, demi
membahagiakan ibunya tercinta. Amir sangat tidak ingin melukai perasaan ibunya.
Walaupun sebenarnya ibunya tahu dan sudah curiga sejak lama, akan kelainan yang
diderita anaknya tersebut. Namun ibunya percaya, yang namanya takdir masih bisa
diubah dengan doa dan usaha. Apalagi doa seorang ibu menjelang kematiannya.
Bambang adalah kekasih Amir yang cukup bijaksana. Bambang
memang mencintai Amir, namun tidak ingin mengekang kehidupan Amir.
“Aku kekasihmu, bukan penghalang hidupmu,” ucap Bambang
kepada Amir.
Bambang mengagumi tokoh Batman, menurutnya sosok Batman
itu pemberani. Alasan mengapa Bambang menyukai Batman karena dia merasa figur
Batman seperti dirinya. Seorang jagoan yang berani berbeda, dan keras prinsip
hidupnya. Tidak seperti Amir yang peragu, goyah pendiriannya selalu. Itulah
sebabnya Bambang menggambarkan Amir sebagai sosok Robin, sahabat Batman.
“Dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah. Apa pun
yang kaupilih, lakukan dengan hati penuh, seluruh…,” ujar Bambang, selalu
berusaha menasihati Amir agar tidak ragu dengan pilihan hidupnya. Bambang bukan
seorang yang munafik, karena menurutnya menampik kenyataan hanya menambah rasa
nyeri di hati.
Namun Amir tetap memaksakan diri, untuk berjuang hidup di
jalan yang lurus. Hanya untuk menyenangkan hati ibunya, ia menikahi perempuan
pilihan ibunya. Padahal ia sudah berusaha mendekati Sarinah, teman semasa
sekolahnya yang ia ketahui kalau Sarinah menyukainya. Namun tetap tak
dirasakannya getaran hasrat, senormalnya terhadap lawan jenis. Ia hanya merasa
bahagia dan bisa ceria bila ada seorang Bambang disisinya. Yang ada di
pikirannya tetap Bambang, Bambang dan Bambang seorang.
Hingga akhirnya Amir menyadari dan menyesali pilihan
hidupnya. Namun di saat ia sudah mengakui takdir dirinya bahwa ia adalah homo
sejati, dan mencari Bambang untuk bersatu lagi seperti sebelum ia menikahi
perempuan pilihan ibunya, Bambang telah menghilang dari kehidupannya. Bambang
menjadi aktivis gay seperti
Hendro—teman komunitas gay-nya— dan
menikah dengan laki-laki lain di luar negeri. Sungguh tragis nasib Amir yang
hidupnya penuh keragu-raguan itu. Yang pada akhirnya membawanya kepada sesal,
ia sesali hidupnya sendiri.
***
Review
film Cinta yang Dirahasiakan:
Kisah
yang fenomenal tentang cinta sesama jenis ini, sudah bukan hal yang pantas
untuk didiskriminasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Walaupun masih tabu
untuk berlaku di Indonesia, namun setiap manusia berhak mempunyai persamaan
pilihan hidup yang merdeka. Jika ditilik dari sudut pandang agama, memang tidak
ada benarnya. Namun apa mau dikata, insting alami yang sudah bawaan sejak lahir
itu sangat sulit untuk ditampik. Karena kelainan homo seksual itu bisa
merupakan bawaan sejak bayi, genetika sejak lahir.
Banyak yang menyinggung kalau homo itu adalah sebuah penyimpangan
dan cacat moral. Namun bicara soal moral, moral baik dan buruk itu hanya suatu
tindakan yang bisa dipilih. Belum tentu manusia yang normal dan bukan kaum gay bisa dijamin sangat bermoral dan
berakhlak baik. Setiap manusia mempunyai hak yang sama di mata hukum. Dalam
film ini menggambarkan bahwa hak individu untuk menjadi lesbian, gay, biseksual dan transgender adalah
pilihan bebas yang dilindungi oleh prinsip hak asasi manusia.
Dalam suatu adegan di film ini, dijelaskan juga gambaran
tentang haramnya menjalin hubungan sesama jenis. Dengan penjelasan Quran
tentang kisah Nabi Luth yang mengangkat surah Asy Syu’araa’ ayat 165 dan 166
untuk memperkuat dalilnya. Sungguh film dengan penggambaran dan penjelasan
detail yang sangat seimbang, untuk membuat penontonnya lebih bijak dalam
berpikir, serta menilai dari sisi mana seharusnya mengambil tindakan untuk
menyikapi tentang kaum gay ini.
Pesan moral yang tersirat di film ini, bahwa selayaknya
kaum gay juga mendapatkan pengakuan
dan perlindungan dari masyarakat Indonesia. Kaum gay tidak meminta lebih, cuma satu … dianggap sebagai manusia saja,
sama seperti manusia-manusia yang lain.
Cinta ... lima huruf yang sangat digandrungi oleh manusia. Tua, muda, siapa pun pasti mengenal yang namanya cinta. Tapi sayangnya, tak semua orang mengerti apa hakikat dari cinta. Cinta memang memiliki definisi yang beragam, tergantung masing-masing individunya memaknai apa itu cinta. Tapi yang paling klasik bin mainstream ... cinta itu buta. Ya, bahkan tak mengenal logika.
Kalau menurut saya pribadi, cinta itu hanya sebuah pola, berawal dari suka dan akan berkembang menjadi sayang lalu kasihan dan berujung dengan tanggung jawab. Parahnya, cinta itu bisa memudar seiring waktu. Terutama dalam suatu ikatan sakral yang disebut pernikahan. Tidak banyak yang menyadari dan mampu mempertahankan ke-eksistensian cinta dalam diri. Faktor utama dan paling manusiawi yang bisa dijadikan alasan memudarnya rasa cinta adalah godaan dan cobaan hidup. Biasanya itu semua datangnya dari diri sendiri.
Percaya atau tidak, tidak ada cinta yang abadi, pun suatu hubungan. Dalam sebuah kisah kesetiaan paling fenomenal sekali pun hanya bisa ditemui seribu satu di belahan dunia ini, dan pelakunya adalah manusia-manusia kuat bin ajaib dan memang memiliki catatan takdir yang sempurna. Banyak para pakar yang mengemukakan ciri-ciri cinta sejati yang sudah klasik dan sepertinya anak kecil pun tahu penjabarannya. Saya tidak akan bahas lagi di sini, karena menurut saya tidak semuanya benar, kembali lagi kepada individunya masing-masing.
Katanya kalau cinta selalu ingat dalam susah mau pun senang ----> kalau pasangannya menderita amnesia ringan alias pikun usia dini gimana?
Katanya kalau cinta ada chemistry dan selalu peka dalam setiap suasana ----> kalau keadaan tidak memungkinkan untuk berkomunikasi setiap saat gimana?
Katanya kalau cinta selalu ingin tahu sampe bela-belain stalking ----> kalau pasangannya over sibuk gimana?
Katanya kalau cinta sesibuk apa pun pasti ada waktu buat cari tahu keadaan orang yang dicintai ----> Helloow ... hidup bukan ngurusin lo aja kale!
Definisi cinta kadang memang lebay bin alay. Hanya cinta dewasa yang paham apa itu cinta sejati yang sesungguhnya. Tak saling menyakiti dan mengerti itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa masih ada rasa cinta dalam diri. Kenyamanan adalah hal yang paling utama untuk membuktikan apakah kita masih mencintai seseorang atau tidak. Resepnya cuma ada satu (tapi lumayan menyakitkan) KEJUJURAN.
Ya, nggak semua orang berani jujur untuk mempertahankan suatu hubungan. Kebanyakan justru menutupi dengan dalih demi kebaikan, padahal sesungguhnya itu hanyalah seperti menyalakan bom waktu yang suatu saat bisa meledak tanpa bisa dikendalikan. Kalau saya? Saya memilih DIAM untuk mencari aman, hehe. Nggak bagus juga sih, efeknya tekanan batin dan rasa bersalah. Tapi dengan diam saya bisa introspeksi diri, dengan diam saya tidak perlu mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati pasangan. Memang ... curhat sama Tuhan saja kadang tidak cukup untuk mengurangi beban batin, untuk itu carilah teman bicara yang benar-benar bisa dipercaya. Tapi hati-hati curhat dengan lawan jenis, nanti bisa 'witing tresno jalaran soko kulino' lhooo...
Banyak hal yang bisa menimbulkan rasa cinta, kebersamaan, komunikasi dan yang paling penting ... pandangan mata. Makanya ada pepatah bilang: Dari mata turun ke hati. Yah ... kembali lagi ke masing-masing individunya, kalau saya ... saya saja sulit mencintai diri sendiri, bagaimana mau mencintai orang lain? hihihi. Artinya, lebih baik mencintai diri sendiri daripada harus repot-repot mencari cinta yang belum tentu bisa mencintai kita. So? perlu diingat, secinta apa pun kamu dengan seseorang, jangan terlalu berlebihan, toh pada akhirnya kalau kamu mati pasti sendiri kok. Orang yang kita cintai mati-matian nggak akan bisa menolong kita di alam akhirat nanti. Intinya ... slow ajalah ya ngebahas cinta, jodoh nggak akan ke mana kok #lah?
"Jika kita menjadi kekasih hanya untuk saling menyakiti,
lebih baik kita tetap sepasang orang asing yang saling merindukan."