Belakangan ini saya
jadi sering memperhatikan berita tentang perceraian selebritis di televisi.
Sebenarnya saya bukan tipe orang yang suka nonton tivi, apalagi untuk acara
yang nggak penting-penting banget. Berhubung sekarang saya full time di rumah dan itu tivi mode
on dari bedug subuh ampe lewat isya, ya mau nggak mau mata dan kuping saya
ikut mencerna apa yang ditonton sama orang-orang rumah yang (mungkin) hobinya
nonton tivi.
Saya cukup terperangah
mendengar berita perceraian salah satu chef cantik baru-baru ini. Yang membuat
saya tak habis pikir adalah statement yang dia keluarkan mengenai perceraiannya.
Dengan alasan hubungan yang sudah seperti kakak adik (tapi masih mencintai *katanya)
maka dia merasa akan lebih bahagia jika melanjutkan hidup sendiri-sendiri saja.
Saya sempat tercenung
dengan ucapan chef cantik tersebut. Dia masih mencintai suaminya, bahkan
menyatakan kalau hubungannya sudah bermutasi seperti kakak dan adik. Saya
sempat mengambil kesimpulan berarti cinta yang dia rasakan terhadap suaminya
sudah menjadi cinta platonik dong? Lalu … dia melepaskan ikatan pernikahannya
dengan kondisi masih mencintai. Wow … trus apa kabar dong ya dengan perceraian
orang-orang yang saling menyakiti dan sudah saling membenci yang pasti tak ada
rasa cinta lagi di antara mereka.
Tapi saya cukup salut
dengan keputusan yang diambil chef cantik tersebut. Setidaknya dia berani
menjadi diri sendiri, tidak munafik, tidak berpura-pura dan memaksakan diri
menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh dengan kamuflase. Kita tidak pernah
tahu ada permasalahan apa di antara mereka sehingga mengambil keputusan berpisah sebagai jalan terbaik.
Yang pasti orang seperti chef cantik itu bukan tipe yang suka memakai topeng
dan bersandiwara dengan kehidupannya.
Ada sisi negatif dan
positif yang bisa kita ambil dari kisah perceraian chef cantik tersebut.
Mungkin saja ada orang ketiga dalam rumah tangga mereka (mungkin lhooo … ) Tapi
dengan perceraian pastinya tidak akan terjadi yang namanya perselingkuhan. Dan
mereka bisa menata kehidupan ke depannya dengan tenang. Tidak seperti kisah
perceraian pengacara yang suka cari sensasi itu. Dramatis dan sinetron banget
kisahnya, bikin geleng kepala.
Ada yang bilang hidup
itu harus memilih, ada juga yang bilang justru pilihan yang maksa kita buat
ngikutin dia. Tapi yang pasti jika kita tidak bisa memilih dan tidak mungkin
juga menjalani hidup dengan orang yang sebenarnya ingin kita pilih, berarti
kita terpaksa menjalani kehidupan dengan bertahan dalam kondisi yang mungkin
sudah tidak membuat kita nyaman. Dan yang terjadi? Pelarian!
Tidak banyak orang
yang berani berspekulasi dan bertahan dengan pernikahan yang tidak bahagia.
Dalam kondisi seperti itu, mereka yang tak bisa membohongi diri sendiri
biasanya memutuskan melepaskan diri dari ikatan pernikahan adalah jalan
terbaik. Tapi satu hal yang kadang masih menjadi pertanyaan saya adalah apakah
benar jika sungguh mencintai maka akan ikhlas melepaskan?
Bukankah istilah cinta
tak harus saling memiliki itu adalah cinta yang penuh dengan penderitaan? Siapa
sih yang mau hidup menderita? Cinta itu ya harus memiliki kalo kata Om Mario
Teguh sih. Kalo nggak memiliki berarti patah hati dong. Dan istilah mencintai
berarti rela melepaskan apakah tidak akan terjadi kisah cinta yang tak pernah
selesai nantinya?
Whatever-lah … cuma pengin ngeluarin unek-unek aja sih sebenarnya,
haha … *abaikan.
Saya setuju banged tuh statement, hidup itu harus memilih, ada juga yang bilang justru pilihan yang maksa kita buat ngikutin dia,,,,Bahkan pilihannya si Chef itu pun dari keadaan yg melekat pada hidupnya...pokoknya serba terikat,,
BalasHapusSedangkan, bagaimana cara dia bernapas lebih lega,,,,mengkondisikan dirnya untuk 'Breath more comfort' tuh dgn mencintai yg ngasih kebaikan ato keterpaksaan itu juga pilihan....
Ya ... intinya memang harus milih ya, hehe.
HapusMel,. Suka banget deh aku sama tulisanmu yg ini. Cinta tak harus memiliki.. hem, mudah ngomongnya, tapi sulit melaksanakannya. Ya kan? ;)
BalasHapusYups ... bener bgt Sher :D
Hapushlo... cinta itu jangkauannya seberapa? saya rasa daya jangkau cinta di atas terlalu sempit. bagi saya cinta itu luas maknanya
BalasHapusCinta itu tak terdefinisikan.
Hapuscinta deritanya tiada akhir.
BalasHapusTergantung ...
Hapus